Menantu Pahlawan Negara by Sarjana

Chapter 705



Chapter 705

Bab 705 Istriku Jauh Lebih Cantik

“Dasar pria sialan! Kamu berani memukulku, tapi nggak berani mengungkap identitasmu?!” “Jangan pikir selama kamu nggak memberitahuku namamu, maka aku nggak bisa menyelidiki identitasmu! Setelah aku mengetahui identitasmu, aku pasti akan membunuhmu!”

Santi memelototi Ardika dengan penuh amarah sambil menggertakkan giginya.

Secara bersamaan, orang-orang di sekeliling tempat itu menyembunyikan identitas Ardika.

Tidak ada seorang pun di antara mereka yang bersedia mengungkap identitas Ardika.

Santi juga tidak berdaya.

“Oh, kamu mau membunuhku? Kalau begitu, silakan lakukan sekarang juga, kamu nggak perlu menyelidiki identitasku lagi.” Saat ini, Ardika sudah tahu apa yang telah terjadi.

Dia menoleh melirik Santi dan berkata, “Kamu baru akan membunuhku setelah mengetahui identitasku? Hah! Ternyata kamu benar—benar nggak lebih dari seekor anjing. Kamu takut pada yang kuat dan hanya menindas yang lemah.”novelbin

Semua orang tidak menyangka suami idiot Luna itu tidak hanya ganas dalam menghajar orang, tetapi kata—kata yang keluar dari mulutnya juga bisa membuat orang kesal setengah

mati.

“Kamu! Berani-beraninya kamu mengataiku anjing?!”

Saking kesalnya, Santi sampai-sampai memuntahkan seteguk darah. “Kalau kamu nggak berani membunuhku, tutup saja mulutmu itu.”

Ardika tidak melirik wanita itu lagi. Dia mengulurkan tangannya dan menunjuk Jonas, lalu berkata, “Tadi kamu yang menyenggol putri angkatku sampai terjatuh?”

“Memangnya kenapa? Apa kamu ingin melakukan pemerasan?!”

Jonas mengangkat alisnya dan berkata dengan dingin, “Kulihat kamu sudah salah target!”

“Aku nggak menginginkan uangmu.”

Ardika berkata dengan acuh tak acuh, “Kamu hanya perlu meminta maaf pada Livy dan membelikan sebuah es krim untuknya.” Meminta maaf masih masuk akal.

Namun, membelikan sebuah es krim?

Semua orang tidak bisa berkata—kata mendengar permintaan Ardika.

Jonas juga tercengang. Saking kesalnya, dia tidak tahu harus berkata apa.

“Kalau kamu berlutut dan meminta maaf pada Santi terlebih dahulu, mungkin aku masih bisa mempertimbangkan untuk meminta maaf kepada anak nakalmu itu,” kata Jonas sambil tersenyum dingin.

Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, “Oh? Aku nggak melakukan kesalahan. Kenapa aku harus meminta maaf?” “Apa katamu? Kamu nggak melakukan kesalahan?”

Jonas berkata dengan marah, “Berani—beraninya kamu menampar Santi! Apa kamu tahu siapa dia?! Dia adalah putri presdir Grup Bluris! Selama ini, hanya dia yang bisa menampar orang lain, orang lain nggak berani menamparnya!”

Pria dan wanita yang berada di dekat Jonas juga membantu pria itu berbicara. Maksud ucapan mereka sama.

Ekspresi Ardika langsung berubah menjadi dingin. “Aku malas beromong kosong denganmu lagi. Sekarang katakan saja, apa kamu bersedia meminta maaf pada Livy dan membelikan sebuah es krim untuknya?”

Jonas mendengus dengan acuh tak acuh.

Dia malas beromong kosong dengan Ardika.

“Sebelum diberi pelajaran, sepertinya kamu memang nggak tahu diri.”

Selesai berbicara, Ardika langsung berjalan menghampiri Jonas.

Mengingat kejadian Ardika melayangkan tamparan ke wajah Santi tadi, Jonas merasa sedikit

ketakutan.

Secara refleks, dia melangkah mundur dua langkah.

“Hentikan!”

Tepat pada saat ini, Lea yang dari awal drama ini dimulai tidak banyak berbicara akhirnya. angkat bicara.

Dia menatap Ardika tanpa ekspresi, lalu berkata dengan acuh tak acuh, “Seharusnya kamu juga datang untuk menghadiri perjamuan malam Keluarga Misra, ‘kan? Kalau kamu nggak meminta maaf pada Santi, kamu nggak perlu menghadiri perjamuan malam ini lagi.

Ardika menatap wanita arogan di hadapannya dengan tatapan sedikit mempermainkan. Dia sudah mengetahui identitas wanita itu dari Elsy.

“Wah, sepertinya perjamuan malam Keluarga Misra ini sangat berkelas sampai-sampai orang harus berlutut terlebih dahulu baru boleh berpartisipasi?” tanya Ardika sambil tersenyum.

Ekspresi Lea tampak sedikit dingin. Dia bisa merasakan sikap acuh tak acuh Ardika terhadap dirinya. Sebelum dia sempat berbicara, sekelompok pria dan wanita yang berada di sekelilingnya sudah menegur Ardika dengan marah.

“Dasar lancang! Siapa yang mengizinkanmu berbicara seperti itu pada Lea? Apa kamu tahu siapa Lea? Lea adalah Nona Keluarga Misra! Tuan Gilang yang memimpin perjamuan malam Keluarga Misra ini adalah ayahnya!”

“Di seluruh Kota Banyuli, semua orang ingin berpartisipasi dalam perjamuan malam Keluarga Misra! Jangan beri tahu kami, kamu bukan datang untuk menjilat Keluarga Misra!”

“Mungkin saja kamu datang karena mendengar julukan Lea! Kamu ingin mengejarnya dan men(alingefasi" denganRdldalga Misra! Sungguh konyol! Mungkin dia nggak menyangka orang yang berdiri di hadapannya adalah Lea!” The content is on NovelDrama.Org! Read the latest chapter there!

“Sebagai wanita paling cantik di Kota Lino, banyak pemuda tampan m berbakat yang paeniylefa? L&a Ramu pikirika giapa? Kamu bahkan nggak punya kesempatan untuk mendekatinya.” The content is on NovelDrama.Org! Read the latest chapter there!

Santi, Jonas dan yang lainnya mengejek Ardika dengan semena—mena. Mereka merasa diri mereka sangat unggul.

“Nona Keluarga Misra? Wanita paling cantik di Kota Lino?”

Ardika mengamati wajah Lea dengan saksama.

Sementara itu, Lea melirik pria di hadapannya itu dengan sorot mata arogan, seolahzolahi sedaitg i nyeriata ria yang sebelumnya sudah gagal mengejarnya dan tak terhitung jumlahnya. The content is on NovelDrama.Org! Read the latest chapter there!

“Kamu pilih sendiri, berlutut atau pergi dari sini.”

Singkat, padat dan jelas. Nada bicara wanita itu sangat datar, seakan—akan menunjukkan dirinya adalah seorang dewi dingin. Tiba-tiba, Ardika tertawa.

Tanpa memberi aba—aba terlebih dahulu, dia langsung mengangkat lengannya dan melayangkan tamparan ke wajah Lea! “Plak!”

Suara tamparan yang nyaring menggema di udara.

Suara acuh tak acuh Ardika juga menggema di seluruh tempat tersebut.

SURPERISE GIFT: 3000 bonus free for you, activity time is limited!

“Wanita paling cantik di Kota Lino apaan? Istriku bahkan jauh lebih cantik.”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.